You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.

Sistem Informasi Desa Ngabar

Kec. Siman, Kab. Ponorogo, Prov. Jawa Timur
Info
SELAMAT DATANG DI WEBSITE DESA NGABAR KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR , | PELAYANAN PUBLIK SETIAP HARI SENIN S/D KAMIS PUKUL 08:00 S/D 14:00 WIB DAN HARI JUM’AT PUKUL 07:00 S/D 11:00 WIB |.......

SEJARAH ASAL-USUL DESA NGABAR


SEJARAH ASAL-USUL DESA NGABAR

 

  • Sejarah Asal–Usul Desa Ngabar

A. Sesuai referensi dari KANDHA WAHANA CARITO 303 DESA ING KABUPATEN PONOROGO KECAMATAN SIMAN JILID IV KAANGGIT DINING PURWO WIJOYO Sebagai berikut :

Yang pertama mendirikan bernama Citrodiwongso yang berasal dari Arjosari Pacitan. Citrodiwongso mempunyai dua orang anak laki-laki. Yang sulung bernama Amat besari dan yang bungsu bernama Mat Darso.

        Mat Darso membuka hutan untuk pemukiman ( Babat Alas ) ke arah barat sedangkan Amat Besari membuka ke arah timur sedangkan bapaknya membuka hutan di selatan sungai. Tidak lama setelah itu didatangi orang asing yang bernama Suratman berasal dari Setono Kutho Wetan. Dan Jegoldrono berasal dari Bagelen. Jegoldrono membuka hutan yang letak geografisnya lebih tinggi dan akhirnya diberi nama Genengan. Suratman menjadi orang yang egois (menang sendiri). Beliau selalu merampas hasil pertanian milik orang lain, beliau juga tidak mau bekerja sehingga bila membutuhkan sesuatu selalu minta kepada orang lain seandainya tidak diberi beliau menggunakan cara kekerasan (merampas ).

        Banyak orang yang tidak suka dengan tingkah lakunya namun kebanyakan warga takut dengan keperkasaan dan kesaktiannya.

        Begitu juga dengan Jegoldrono beliau adalah seorang pencuri yang ditakuti dimana ada kasus pencurian sudah dapat dipastikan pelakunya adalah Jegoldrono. Citrodiwongso lebih  tua mempuanyai lebih cerdik. Beliau mempunyai taktik untuk menghilangkan dua orang ( Suratman dan Jegoldrono ) agar tidak berbuat onar. dengan cara Jegoldrono disuruh oleh Citrodiwongso untuk mencuri dirumahnya Suratman. Namun yang dicuri bukan harta benda tetapi adalah nyawa dari Suratman. Dan akhirnya Jegoldrono berhasil masuk kerumah Suratman sehingga terjadi pertarungan diantara keduanya yang akhirnya kedua duanya meninggal. Setelah kejadian tersebut keadaan desa menjadi aman dan tenteram tidak ada lagi kasus pencurian maupun penjarahan.

Pada waktu membuka hutan menemukan pohon abar yang dari pohon tersebut bisa digunakan sebagai obat untuk memperlancar ASI bagi ibu menyusui begitu juga untuk sakit demam dengan cara mengambil beberapa helai daun dan di tempel ditempat yang sakit atas izin Allah orang tersebut sembuh. Mengingat dengan kegunaan pohon abar tersebut maka dijadikanlah sebagai nama desa yakni Ngabar.

Sedangkan nama Dukuh Bulusan berasal dari sungai yang bercabang yang disitu banyak sekali binatang kura kura ( Bulus jawa red.) maka dari itu diberi nama Bulusan.

Sedangkan kepala desa Ngabar yang pernah menjabat adalah sebagai berikut :

  1. Mat Darso
  2. Irorejo
  3. Akhmad Karso
  4. Joyokarso
  5. Joyodiharjo
  6. Mat Darso
  7. Soimun. Tahun 1945- 1988
  8. Darus.  Tahun 1989 - 1998
  9. Drs. Slamet Riyadi.  Tahun 1999 - 2007
  10. Soeran. Tahun 2008 – 2014 ( Periode I ), Tahun 2016 – 2022 ( Periode II ).
  11. Sunardi, M.Pd. Tahun 2022 - 2030

Demikian sejarah Desa Ngabar Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo yang kami ambil dari referensi diatas.

 

B. ASAL USUL DESA NGABAR HASIL PENELUSURAN PERANGKAT DESA PADA TAHUN 2010

Pada masa Kesultanan Cirebon sekitar Tahun 1650 M , lebih tepatnya orang yang bernama MAT KARSO yang berasal dari daerah Bayat Jojakarta (Mataram) telah mengembara untuk memperdalam Ilmu  Pengetahuan Agama. Beliau  berpindah pindah dari Pondok satu ke pondok lainnya, dari Kyai satu ke kyai lainnya yang akhirnya singggah di Masjid Tegalsari yang pada waktu itu Masjid Tegalsari di pimpin oleh Kyai Moh. Kasan Besari, hari demi hari tahun demi tahun akhirnya  Mat Karso diyatakan mampu/lulus dalam  menimba ilmu pengetahuan pada kyai Kasan Besari. Dan untuk mengembangkan ilmu pengetahuian Agama  diperintahkannya  Mat Karso untuk mengembara  ke arah Lor Kulon , yang akhirnya singgah di suatu tempat, dari tempat itulah beliau Mat Karso mulai membuka lahan atau dengan istilah lain  Babat Deso,yang pada akhirnya tempat itu  kita kenal dengan  istilah Dukuh Babatan.

Lain dari pada itu Ki Tumenggung Kanjeng Jimat dari Pacitan, mempunyai dua anak, satu laki-laki dan satu perempuan, anak pertama di Pondokkan di Pondok Tegalsari. Selama berada di Pondok beliau tidak pernah pulang ke Pacitan, karena lama tidak pernah pulang ke Pacitan akhirnya Ki Tumenggunag kanjeng  Jimat menyuruh anak perempuannya untuk mencari kabar keberadaan kakaknya Di Pondok Tegalsari, setelah sampai di Pondok, Oleh Kyai Moh. Kasan Besari disuruh untuk mencari keberdaan kakaknya di daerah Babatan dan sesampainya di Babadan bertemulah anak perempuan tersebut dengan  Mat Karso yang tidak lain adalah teman dari kakaknya sewaktu mondok di Tegalsari, kemudian mereka berdua mencari kabar keberadaan kakaknya. Setelah bertemu dengan kakaknya mereka berdua Pulang ke Pacitan beserta Mat Karso. Sesampainya di Pacitan bertemulah Mat Karso dengan Ki Tumenggung Kanjeng Jimat yang tidak lain adalah ayah dari temannya sewaktu mondok di Tegalsari. Kemudian dijodohkanlah Mat Karso dengan anak perempuanya. Peristiwa tentang mencari KABAR  keberadaan anak laki-laki dari Ki Tumenggung Kanjeng Jimat itu yang akhirnya beliau beri nama dengan sebutan NGABAR dan hingga sekarang dikenal dengan Desa NGABAR.

Setelah perjodohan itu Mat Karso beserta Istrinya menetap di Desa Ngabar dan sekaligus membangun dan mengembangkan Desa Ngabar, dari perkawinannya itu mereka dikaruniai 6 anak, salah satu dari anak Mat Karso yang nomer 6 bernama Joyo Karso  menjadi Lurah (Kepala Desa) yang pertama kali di Desa Ngabar, adapun nama lain dari Joyo Karso adalah Mbah Lurah Kaji di Dukuh Babadan ( Ngabar Tengah ) . Adapun bukti petilasan dari Mat Karso berada di makam Gabahan yang berada di tengah-tengah Pondok Pesatren Wali Songo Ngabar (Kampus Mu’allimat). 

Menurut cerita, Dukuh yang ada di desa Ngabar terdiri dari :

1.

Dukuh Gabahan

: Wilayahnya dari sebelah timur perempatan Pon-Pes Wali Songo Utara Jalan dan Selatan Jalan
2.

Dukuh Babatan

:

Perempatan Pondok ke Barat sampai pertigaan jalan Ke Genengan ke Utara sampai Yayasan Panti Asuhan Muhammadiyah ke Timur

3.

Dukuh Ngabar

:

Pertigaan Jalan  ke Genengan sebelah  Selatan Jalan ke Barat sampai Jembatan

4.

Dukuh Klatak  

:

Barat Jalan Sunan Gunung Jati dari Jembatan Besar sampai Jembatan Gantung 

5.

Dukuh Genengan

:

Mulai Panti Muhammadiyah ke Utara sampai Pertigaan Genengan (Gardu depan Rumah Takim)

6.

Dukuh Tonggo Ero

:

Utara Gardu pertigaan ke Utara sampai pebatasan Desa beton

7.

Dukuh Nglenjoh

:

Totokan kali Keyang  ke Utara sampai Desa Beton

8.

Dukuh Bulusan

:

Barat Jembatan Gantung sampai perbatasan Desa Winong

9. Dukuh Setren Lungguh : Sebelah Barat Sungai Genengan yang sekarang di wilayah Dukuh Pandanderek Desa Winong

Setelah perkembangan Jaman maka Desa Ngabar terbagi  3 Dukuh yaitu :

  1. Dukuh I
  2. Dukuh II
  3. Dukuh III

 

Sedangkan batas wilayah Desa Ngabar adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara                :           Desa Beton Kecamatan Siman

Sebelah Selatan             :           Desa Winong Kecamatan Jetis

Sebelah Timur               :           Desa Jabung Kecamatan Mlarak dan Desa Demangan

WhatsApp Image 2025-03-11 at 10-33-52 (1)

Bagikan artikel ini:
Komentar